Stainless steel food grade telah menjadi pilihan utama untuk peralatan dapur dan industri makanan berkat ketahanannya terhadap korosi, kemudahan perawatan, serta jaminan keamanan pangan. Namun, tidak semua stainless steel diciptakan sama.
Memahami perbedaan jenis-jenis stainless steel food grade sangat penting agar dapat memilih bahan yang paling aman dan sesuai untuk kebutuhan dapur. Yuk, kenali perbedaan 4 jenis stainless steel food grade dalam artikel berikut!
Apa Itu Stainless Steel Food Grade?
Mungkin pernah mendengar istilah stainless steel food grade, tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah tersebut? Jadi, stainless steel food grade adalah baja tahan karat yang memenuhi standar keamanan pangan. Material ini memiliki sifat anti-korosi, anti-reaktif, mudah dibersihkan, dan tidak menghasilkan zat berbahaya saat bersentuhan langsung dengan makanan atau minuman.
Tidak sembarang stainless steel bisa dikategorikan sebagai food grade. Standar food grade biasanya ditetapkan oleh lembaga seperti FDA atau NSF, dengan komposisi utama seperti kromium (untuk perlindungan terhadap karat) dan nikel (untuk menambah ketahanan korosi dan membuat baja non-magnetik). Jadi, memastikan peralatan dapur terbuat dari stainless steel food grade akan membantu menjaga kualitas makanan tetap aman.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Dia Pentingnya Menggunakan Alat Masak Food Grade
Mengenal Lebih Dekat 4 Jenis Stainless Steel Food Grade
Ada berbagai jenis stainless steel food grade, namun empat jenis berikut adalah yang paling umum digunakan di dapur dan industri makanan. Mari kita bahas satu per satu.
1. Stainless Steel 304
Stainless steel 304 adalah jenis yang paling populer digunakan untuk peralatan dapur. Memiliki komposisi 18% kromium dan 8-10% nikel (dikenal juga sebagai 18/8 atau 18/10), jenis ini sangat tahan karat dan tidak bereaksi dengan makanan asam atau basa.
Banyak digunakan untuk panci, wajan, alat makan, hingga permukaan dapur, stainless steel 304 menawarkan keseimbangan yang ideal antara harga, ketahanan, dan keamanan. Selain itu, bahan ini juga tidak mudah berubah warna sehingga tetap terlihat mengilap dan menarik meskipun telah digunakan dalam jangka waktu lama.
2. Stainless Steel 316
Jika membutuhkan material yang lebih tangguh, stainless steel 316 bisa menjadi pilihan. Dengan komposisi 16-18% kromium, 10-14% nikel, dan 2-3% molibdenum, bahan ini lebih unggul dalam hal ketahanan terhadap korosi, terutama di lingkungan asam atau asin.
Biasanya, stainless steel 316 digunakan untuk peralatan dapur premium, pressure cooker, atau alat masak untuk makanan laut. Meski harganya lebih tinggi dibandingkan 304, ketahanan ekstra ini menjadikan 316 pilihan utama di dapur restoran seafood atau area pesisir.
3. Stainless Steel 430
Untuk peralatan dapur ringan atau aksesoris dekoratif, stainless steel 430 adalah alternatif ekonomis yang layak dipertimbangkan. Tanpa kandungan nikel, jenis ini bersifat magnetik dan memiliki komposisi 16-18% kromium.
Namun, dibandingkan 304 dan 316, 430 memiliki ketahanan korosi yang lebih rendah. Oleh sebab itu, material ini lebih cocok untuk peralatan dapur yang tidak terlalu intensif digunakan atau tidak bersentuhan langsung dengan makanan dalam waktu lama.
4. Stainless Steel 201
Jenis terakhir adalah stainless steel 201. Ini adalah opsi ekonomis lain dengan komposisi 16-18% kromium dan 1% nikel, namun memiliki kandungan mangan yang cukup tinggi. Sifatnya cukup kuat dan sudah memenuhi standar food grade.
Biasanya, 201 digunakan untuk rak dapur, wadah penyimpanan, atau peralatan dapur sederhana. Meski tidak setahan karat 304 atau 316, material ini cukup andal untuk kebutuhan ringan dan anggaran terbatas.
Mana yang Paling Aman untuk Dapur?
Untuk mempermudah memilih stainless steel food grade yang sesuai dengan kebutuhan dapur, berikut adalah perbandingan antara keempat jenis stainless steel yang telah dibahas sebelumnya.
- Untuk penggunaan umum: 304 menjadi pilihan paling aman dan ekonomis, cocok untuk hampir semua kebutuhan dapur.
- Untuk lingkungan ekstrem (asam, asin, atau bahan kimia tinggi): 316 menawarkan ketahanan ekstra, meski harganya lebih tinggi.
- Untuk peralatan ringan atau dekoratif: 430 dan 201 bisa menjadi solusi ekonomis, namun tidak disarankan untuk penggunaan intensif.
Agar lebih jelas, yuk lihat tabel berikut mengenai komposisi, kelebihan, dan kekurangan masing-masing jenis.
Jenis Stainless Steel | Komposisi | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|---|
304 | 18% Cr, 8-10% Ni | Tahan karat, mudah dibersihkan | Harga lebih tinggi dari 201 |
316 | 16-18% Cr, 10-14% Ni, 2-3% Mo | Ketahanan korosi terbaik | Paling mahal |
430 | 16-18% Cr, 0% Ni | Harga ekonomis, magnetik | Kurang tahan korosi |
201 | 16-18% Cr, 1% Ni, Mn tinggi | Alternatif ekonomis | Kurang tahan korosi dibanding 304 |
Kesimpulan
Jadi, stainless steel food grade seperti 304, 316, 430, dan 201 memiliki karakteristik masing-masing yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dapur. Untuk penggunaan umum dan intensif, 304 adalah pilihan paling populer. Namun, untuk lingkungan ekstrem, 316 lebih direkomendasikan meski harganya lebih tinggi. Jika hanya membutuhkan peralatan ringan, 430 dan 201 bisa menjadi opsi ekonomis. Memilih stainless steel food grade yang tepat akan memastikan peralatan dapur tidak hanya awet dan mudah dibersihkan, tetapi juga aman bagi kesehatan keluarga.
Jika ingin mendapatkan produk stainless steel food grade berkualitas, Dapur Stainless memiliki banyak koleksi pilihan untuk berbagai kebutuhan dapur. Yuk, cek produknya sekarang!